Pada tahun 1984 Presiden Ronald Reagan mengumunkan Teacher in Space Project. Saat itu NASA mencari seorang warga negara sipil, seorang guru, yang akan dilibatkan dan diterbangkan dalam proyek luar angkasa tersebut. Dalam proyek tersebut diharapkan guru tersebut mampu memberikan pelajaran dari luar angkasa. Christa McAuliffe merupakan salah satu dari 11.000 peserta yang mendaftar untuk mengikuti program tersebut. Lewat proses seleksi yang ketat hanya 114 orang yang berhasil lolos seleksi tahap kedua. Dan dari jumlah itu hanya 10 orang yang berhak mengikuti seleksi tahap akhir. Dan akhirnya Christa McAuliffe terpilih. Tentang Christa, dalam sebuah kesempatan Alan Ladwig salah seorang official NASA berkata, “she had an infectious enthusiasm". Dan kepada New Woman Magazine Terrence McGuire, psikiatri NASA berkata, ”she was the most broad-based, best-balanced person of the 10."
Dalam sebelas halaman aplikasinya kepada NASA, Christa menulis “I watched the Space Age being born and I would like to participate.” I cannot join the space program and restart my life as an astronaut, but this opportunity to connect my abilities as an educator with my interests in history and space is a unique opportunity to fulfill my early fantasies.”. Ketika sesi wawancara, Christa berkata, "You have to dream. We all have to dream. Dreaming is okay. Imagine me teaching from space, all over the world, touching so many people's lives. That's a teacher's dream! I have a vision of the world as a global village, a world without boundaries. Imagine a history teacher making history!"
Christa McAuliffe sama seperti wanita amerika pada umumnya, ia menikah dan dikaruniai dua orang anak. Seorang rekan guru bercerita bahwa Christa selalu mendorong agar setiap wanita untuk terus melakukan lebih dan berpikiran maju. Ketika ia terpilih pada program tersebut, dia berkata, “What are we doing here? We're reaching for the stars”. Pada bulan Agustus 1985, enam bulan sebelum peluncuran, di depan anak didiknya, Christa berkata, “I touch the future. I teach."
Selasa, 28 Januari 1986, Christa McAuliffe bersama enam kru lainnya memasuki pesawat ulang alik luar angkasa Challenger. Misi penerbangan ini sebenarnya sudah direncanakan berangkat pada tanggal 22 Januari 1986. Namun karena berbagai hal antara lain karena kerusakan teknis dan suasana cuaca, peluncuran harus diundur beberapa kali. Rencana utama misi ini ialah meluncurkan satelit komunikasi TDRS-2. Selain itu dengan beberapa instrumen Komet Halley yang pada waktu itu mendekat bumi juga akan diobservasi. Lalu sebagai salah satu puncak utama misi ini, Sharon Christa McAullife, seorang warga sipil yang berprofesi sebagai guru sekolah menengah, akan mengajar beberapa hal kepada para murid di seluruh dunia langsung dari luar angkasa. Namun hal yang tak terduga terjadi, persis 73 detik setelah peluncuran, pesawat ulang-alik ini meledak pada ketinggian sekitar 15 sampai 16 kilometer. Saat itu hal ini disaksikan oleh para pemirsa di seluruh dunia, termasuk Indonesia yang kala itu ada penyiaran langsung.
Sharon Christa McAullife ikut tewas dalam misi tersebut, tetapi ia meninggalkan warisan untuk setiap orang yang memiliki VISI, yang mempunyai IMAN, dan dengan KEBERANIAN untuk melangkah meraih apa yang dicita-citakan. Untuk mengenang dan menghargai Sharon Christa McAullife banyak sekali organisasi, tempat, bahkan benda-benda ruang angkasa yang menggunakan namanya. Yang terakhir pada 23 Juli 2004 Presiden George W. Bush menganugerahkan Congressional Space Medal of Honor. Beberapa media AS serta beberapa orang yang sempat bertemu dia sebelum peristiwa naas itu terjadi mengutip beberapa ucapan Sharon Christa McAullife, diantaranya : “No teacher has ever been better prepared to teach a lesson”. “Reach for it, you know. Go push yourself as far as you can. “May your future be limited only by your dreams!”.